Translate This Web

Rabu, 27 Agustus 2008

Sumbang kambing dan uang untuk cegah golput

Saya cukup terkejut melihat berita di koran tempo beberap hari lalu, di situ tertulis pilkada di daerah X menggunakan kambing dan uang untuk menekan angka golput.

Saya tidak melihat ada kecurangan dalam praktek ini, apalagi tujuannya bagus demi kemajuan demokrasi di Indonesia, menekan pertimbuhan golput. Tapi saya juga sedih, apakah ini pertanda bahwa golput susah diberantas hanya dengan silat lidah ?

Apakah benar begitu ? Sepertinya golput susah diberantas. Hal ini pernah saya bahas dalam artikel di bulan lalu. Tapi jika butuh kambing dan uang untuk cegah golput, trus mau jadi apa golput nanti, apakah nanti harus pake rumah atau uang 1 milyar buat cegah golput ? Kalau sudah begini 'kan nanti bisa dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk tindakan yang nggak bener, masalah bisa gawat dong !

Sinetron Menggunakan Ayat-Ayat Qur'an

Sebentar lagi udah hampir lebaran, met puasa buat yang menjalankan (kalo nggak ya nggak usah).

Kali ini blogmasindra ingin sedikit me-review tentang acara-acara yang ada di bulan Ramadhan, terutama yang menarik saya, sinetron ramadhan.

Ketika suatu saat saya lihat infotainment, saya melihat (dan mendengar) kabar tentang salah satu sinetron Ramadhan di SCTV. Yang ditayangkan saat itu adalah ketika syuting sinetron, seorang aktris bernama Poppy Bunga mengaku kesulitan memainkan dialog dengan ayat-ayat al-qur'an di dalamnya.

Masalah ini menurut saya menimbulkan pertanyaan yang sangat menarik, apakah dalam sinetron religi harus menggunakan ayat-ayat al-qur'an ? Saya rasa tidak perlu, malah saya tidak suka kalau sinetron religi menggunakan ayat-ayat al-qur'an, apalagi kalau waktu pemeranannya terlihat unsur-unsur kalau itu diucapkan atas keinginan sutradara, bukan pengucap itu sendiri.

Lho ? BUkankah itu justru klop, sinetron religi dengan ayat qur'an ? Tunggu dulu ! Memang pas ! Tapi apa yang penting dari sebuah acara seni seperti sinetron ? Tentu saja isinya. Menurut penelitian saya, lebih dari separuh sinetron termasuk sinetron religi sama saja, SEMUANYA BANYAK MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN YANG TIDAK LAYAK TONTON. Sehingga ayat al-qur'an yang diselipkan maknanya menjadi lain, yaitu hanya untuk menutup-nutupi tayangan tidak layak tadi. Jadilah, ayat-ayat suci tersebut kehilangan maknanya jika tidak disertai isi cerita yang bermutu.

Mengapa tidak membuat sinetron religi yang biasa saja, tanpa ayat qur'an, tetapi bobot mutunya tinggi ? Yang seperti ini tentu lebih ringan, apalagi jika diselingihumor-humor yang berhubungan dengan cerita. So, jika pemerannya saja susah menghafalkannya, gak usah pake aja deh ! Kalo pemerannya emang hafal luar kepala, ceritanya lain lagi lah !

Senin, 18 Agustus 2008

SOE HOK GIE

Gara-gara pengaruh global, nasionalisme di kalangan anak-anak muda semakin luntur setiap hari, setiap menit, setiap detik, SETIAP SAAT ! Lunturnya semangat nasionalisme ini memang penyakit yang susah sekali disembuhkan.

Apa yang kita butuhkan untuk mengatasi ini ? Kita butuh seseorang yang berkarakter seorang SOE HOK GIE. Meskipun ia seorang Tiong Hoa, ia tidak tahan melihat penderitaan rakyat Indonesia yang menderita akibat penyimpangan-penyimpangan di Orde Lama, ketika Orde Baru berdiri, ia juga melihat Orde Baru tiada berbeda dengan Orde Lama. Ia pun kembali berjuang, meskipun orang-orang di sekelilingnya hanya terdiam, dan ia pun harus ditinggalkan wanita yang dicintainya, ia tetap teguh pada pendiriannya.

Sosok seperti SOE HOK GIE-lah yang kita butuhkan hadir di tengah-tengah anak muda Indonesia. Ia adfalah seorang nasionalis yang kuat, meskipun ia bukan bangsa Indonesia.

Text