Sebentar lagi udah hampir lebaran, met puasa buat yang menjalankan (kalo nggak ya nggak usah).
Kali ini blogmasindra ingin sedikit me-review tentang acara-acara yang ada di bulan Ramadhan, terutama yang menarik saya, sinetron ramadhan.
Ketika suatu saat saya lihat infotainment, saya melihat (dan mendengar) kabar tentang salah satu sinetron Ramadhan di SCTV. Yang ditayangkan saat itu adalah ketika syuting sinetron, seorang aktris bernama Poppy Bunga mengaku kesulitan memainkan dialog dengan ayat-ayat al-qur'an di dalamnya.
Masalah ini menurut saya menimbulkan pertanyaan yang sangat menarik, apakah dalam sinetron religi harus menggunakan ayat-ayat al-qur'an ? Saya rasa tidak perlu, malah saya tidak suka kalau sinetron religi menggunakan ayat-ayat al-qur'an, apalagi kalau waktu pemeranannya terlihat unsur-unsur kalau itu diucapkan atas keinginan sutradara, bukan pengucap itu sendiri.
Lho ? BUkankah itu justru klop, sinetron religi dengan ayat qur'an ? Tunggu dulu ! Memang pas ! Tapi apa yang penting dari sebuah acara seni seperti sinetron ? Tentu saja isinya. Menurut penelitian saya, lebih dari separuh sinetron termasuk sinetron religi sama saja, SEMUANYA BANYAK MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN YANG TIDAK LAYAK TONTON. Sehingga ayat al-qur'an yang diselipkan maknanya menjadi lain, yaitu hanya untuk menutup-nutupi tayangan tidak layak tadi. Jadilah, ayat-ayat suci tersebut kehilangan maknanya jika tidak disertai isi cerita yang bermutu.
Mengapa tidak membuat sinetron religi yang biasa saja, tanpa ayat qur'an, tetapi bobot mutunya tinggi ? Yang seperti ini tentu lebih ringan, apalagi jika diselingihumor-humor yang berhubungan dengan cerita. So, jika pemerannya saja susah menghafalkannya, gak usah pake aja deh ! Kalo pemerannya emang hafal luar kepala, ceritanya lain lagi lah !