Translate This Web

Kamis, 25 Maret 2010

Tren-tren di social network

Masih ingat friendster ? Social network yang mulai ditinggalkan ini dulunya sangat populer, hampir setiap orang punya. Sekarang ? Sudah ditinggalkan, karena penghuninya pindah ke facebook (bahkan penulis sudah menghapus akun friendster begitu pindah ke facebook).

Sekarang pun facebook mengalami hal yang sama. Perlahan-lahan orang yang mulai bosan dengan facebook pindah ke jaringan lain yang lagi booming seperti twitter, plurk, atau formspring.

Kali ini penulis blogmasindra.blogspot.com (saya sendiri XD) akan menyajikan analisis khusus, tentang perkembangan jaringan sosial. Yang akan penulis paparkan di sini bagaimana suatu jejaring sosial lahir hingga ia ditinggalkan. Analisis ini ditulis berdasarkan pengalaman penulis, jadi pembaca bisa menambahkannya.

Yang mengejutkan, ternyata orang-orang alay berperan sangat besar dalam membuat orang meninggalkan suatu jejaring sosial. Ingin tahu lebih banyak ? Baca terus artikel ini.

Oke, saya mulai analisisnya :
1. Awal mula.
Awal dari jejaring sosial selalu sama : sepi. Dimulai dengan sedikitnya pengguna, mereka mulai tumbuh lewat promosi anggota-anggotanya.

2. Mulai dikenal
Saat beberapa orang mulai menggunakannya, suatu jaringan bertambah ramai. Fitur-fitur mulai ditambahkan, penggunapun semakin sering menggunakan layanannya.

3. Makin terkenal
Dampak fitur-fitur yang semakin maju adalah semakin nyamannya pengguna yang sudah ada, dan menarik calon-calon penggunan lainnya. Pada fase ini jaringan akan semakin ramai.

4. Sangat terkenal
Fase ini fase puncak. Penggunanya sangat banyak, fitur-fitur semakin matang. Pada fase ini penggunanya akan merasakan apa yang disebut sebagai social network addicted (ketagihan untuk mengakses).

Kalau sudah mencapai puncak, apakah yang akan terjadi ? Ya, para pengguna lama-lama akan merasa kebosanan. Belum lagi ditambah dengan para orang-orang alay yang biasanya akan menyerbu ke suatu jaringan saat jaringan itu semakin terkenal. Hal ini senada dengan definisi alay menurut Koentjara Ningrat (diambil dari terselubung.blogspot.com)

Koentjara Ningrat:
"Alay adalah gejala yang dialami pemuda-pemudi Indonesia, yang ingin diakui statusnya diantara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya tulisan, dan gaya berpakain, sekaligus meningkatkan kenarsisan, yang cukup mengganggu masyarakat dunia maya (baca: Pengguna internet sejati, kayak blogger dan kaskuser). Diharapkan Sifat ini segera hilang,
jika tidak akan mengganggu masyarakat sekitar"

Jika sudah seperti itu, maka jejaring sosial akan memasuki tahap kemunduran :
5. Serbuan orang-orang alay
Teman yang makin banyak memang mampu mengubah kepribadian seseorang. Kalau dulunya ia selalu memakai nama asli, ia akan mengubah namanya, sehingga terkesan alay. Yang dulunya normal menjadi alay, ditambah dengan orang-orang yang memang sudah alay, akan semakin memperburuk jaringan itu. Orang alay yang kebanyakan tidak disukai kehadirannya, menyebabkan beberapa orang merasa gerah.

6. Munculnya jaringan sosial baru
Kelanjutan dari poin 5, maka orang-orang akan pindah ke jaringan sosial yang baru itu, apalagi jika fiturnya menarik. Pengguna facebook saat ini mulai pindah ke twitter, plurk, atau formspring.

7. Mulai ditinggalkan

8. The End. Jaringan itu benar-benar berakhir. Sebenarnya suatu jaringan sosial tidak pernah tamat, hanya saja karena penggunanya sudah sedikit sekali, bisa dianggap sudah mati. Hal inilah yang terjadi pada friendster, dan facebook mulai menunjukkan gejala-gejala akan turun setelah sempat populer 2 tahun sebelumnya.

Sekian tulisan dari penulis. Ada tanggapan ? Tulis saja di box komentar

1 komentar:

Andika mengatakan...

Yang penting cari manfaat dari kita gunainnya. Bukan asal ngikut.

Text