Translate This Web

Selasa, 19 Mei 2009

Pemimpin Merupakan Cermin Rakyatnya

NB : MESKIPUN SAYA TIDAK MELARANG UNTUK MEMBACANYA, TULISAN INI TIDAK DIANJURKAN UNTUK NON-MUSLIM.

Saya sempat terkejut ketika berdiskusi dengan saudara saya mengenai 3 pasangan capres-cawapres yang maju pada pilpres 2009. Saya sendiri cukup heran, lagi-lagi tidak ada satupun dari partai Islam yang unjuk gigi di pilpres 2009. Saudara saya itu mengatakan, “Pemimpin merupakan cermin rakyatnya.”

Yang kemudian ada di bayangan saya (tidak ada maksud untuk merendahkan yang lain), rakyat Indonesia saat ini banyak yang soleh, sudah banyak yang menyadari kesalahannya dan bertobat, kembali ke jalan yang benar. Namun itu hanya sekian persen saja dari penduduk Islam Indonesia yang mencapai 80%. Yang maksiat, korupsi, mati karena miras, narkoba dll. lebih banyak lagi. Menurut saudara saya, jika diibaratkan cermin, 3 pasangan itulah yang mencerminkan seperti apa rakyat Indonesia saat ini.

Saya kejar lagi, “Tapi itu ‘kan orang dewasa, terus apa salah anak-anak remaja seperti kita ?”

Saudara saya menjawab dengan tenang, “Anak remaja sekarang sudah banyak ditumbuhi bibit-bibit maksiat. Banyak dari mereka yang meninggalkan Al-Qur’an dan Islam. Mereka tercuci otaknya oleh budaya konsumerisme, egoisme, individualisme. Mereka kini melihat tayangan TV dan bioskop yang tidak ada gunanya dan merusak pikiran. Hal itu juga berimbas pada 3 pasangan yang maju pada pilpres.

(Berikutnya akan saya buat seperti dialog)

Saya : Sampai kapan keadaan ini berlangsung ?

Saudara : Sampai kita semua kembali ke jalan yang benar.

Saya : Kalau tidak ?

Saudara : Kita akan terus begini, bahkan lebih buruk lagi.

Saya : Apa yang harus kita lakukan ?

Saudara : Kita harus bertobat nasuha, bersemangat, positive thinking, positive feeling, jalani kehidupan seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad dan Al-Qur’an.

Tidak ada komentar:

Text